3.3.3 ext2
Ext2
atau second extended file system adalah file system untuk kernel Linux. ext2fs
mendukung jenis file dan pemeriksaan filesistem standar Unix untuk memastikan
konsistensi filesistem. Ukuran volume ext2fs maksimum adalah 4 TB. Meskipun
bukan termasuk file system journaling, tapi penerusnya yaitu ext3 menyediakan
fitur journaling dan hampir sepenuhnya kompatibel dengan ext2. File system
pertama yang dipakai dalam Sistem Operasi Linux adalah Minix FS yang hampir
bebas sepenuhnya dari bug, namun menggunakan offset 16-bit dan ukuran maksimum
hanya 64 MB. Nama file juga terbatas hanya 14 karakter. Untuk mengatasi hal
ini, dibuatlah file system baru yang dimulai dengan penambahan layer file
system virtual pada kernel Linux.
File system ext dirilis
pada April 1992 sebagai file system pertama yang menggunakan VFS API dan
dimasukkan dalam Linux 0.96c. File system ext menyelesaikan dua masalah Utama
dalam Minix FS (ukuran partisi max dan panjang nama file), dan membolehkan
partisi hingga 2GB dan nama file hingga 255 karakter. Namun masih ada masalah:
belum ada dukungan untuk akses terpisah, modifikasi inode dan timestamp
modifikasi data. Ext2 didesain dengan tujuan bahwa file system ini akan dapat
dikembangakan lagi, dengan sisa space yang masih banyak pada struktur datanya
untuk dipakai dalam versi mendatang. Fitur seperti POSIX ACL dan atribut
diperluas diimplementasikan pertama kali pada ext2 karena mudah diperluas dan
internalnya sangat dimengerti.
Dalam Kernel Linux hingga
2.6, batasan dalam driver blok berarti bahwa file system ext2 memiliki ukuran
file maksimum 2 TiB. Kernel Linux yang lebi baru membolehkan ukuran file yang
lebih besar, namun sistem 32-bit hanya membatasi hingga ukuran file 2 TiB. Ext2
masih direkomendasikan sebagai file system journaling pada Flash Drive USB
bootable dan media solid-state lainnya. Ext2 melakukan operasi write yang lebih
sedikit dibading ext3 karena ext2 tidak perlu melakukan write ke journal.
Faktor utama yang mempengaruhi usia flash Drive adalah siklus hapus, dan juga
siklus write, hal inilah yang menyebabkan pemakaian ext2 membuat usia media
flash drive lebih panjang. Space dalam ext2 dibagi dalam blok-blok dan ditata
dalam grup-grup blok, sama dengan grup silinder dalam File System Unix. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi fragmentasi external dan mengurangi pencarian disk
saat me-read data yang besar.
Tiap grup blok berisi
superblok, bitmap grup blok, bitmap inode diikuti oleh data blok aktual.
Superblok mengandung informasi penting yang krusial untuk proses booting Sistem
Operasi, namun copy back up juga dibuat pada setiap grup blok dari tiap blok
dalam file system. Hanya copy pertama yang ada pada blok pertama file system
yang dipakai dalam proses booting. Deskriptor blok menyimpan nilai bitmap blok,
bitmap inode dan table inode awal untuk tiap grup blok yang nantinya semuanya
akan disimpan dalam tabel grup descriptor.
3.3.4 ext3
Ext3 atau third extended
file system adalah file system journaling yang umum digunakan dalam Sistem
Operasi Linux. Ext3 merupakan pengembangan versi journaling dari file system
ext2 yang hampir kompatibel secara keseluruhan dengan ext2 dan menyediakan
kemampuan menjurnai yang memungkmkan pemeriksaan konsistensi filesistem
dilakukan dengan cepat pada sejumlah data yang besar.. Adanya fitur journaling
inilah yang membuatnya lebih dibanding ext2 yang membuatnya lebih reliable dan
menghilagkan keperluan untuk mengecek file system setelah shutdown yang tidak
semestinya. Ukuran volume extSfs maksimum adalah 4 TB.•
ReiserFS.21 ReiserFS didukung oleh Linux dan merupakan filesistem baku
bagi beberapa versi Linux, la memberikan kemampuan menjurnai dan jauh lebih
cepat dibandingkan filesistem ext2fs dan extSfs. Ukuran volume maksimum adalah
16 TB.
Meskipun kecepatannya tidak
lebih baik daripada file system Linux lainnya seperti JFS, ReiserFS dan XFS,
tapi ext3 memiliki manfaat yang signifikan yaitu membolehkan upgrade di tempat
dari file system ext2 tanpa harus mem-back up dan me-restore data yang berarti
mengurangi konsumsi daya CPU. Ext3 juga diangap lebih aman dibanding file
system Linux lainnya karena kederhanaannya dan juga uji cobanya yang luas.
File system ext3 menambahkan fitur-fitur ini
dibanding pendahulunya:
·
File system journaling
·
Penambahan file system secara online
·
Indeks htree untuk direktori yang lebih luas
Tanpa ini, file system ext3 akan sama saja
dengan ext2.
Ada 3 level journaling yang tersedia dalam
implementasi ext3 pada Sistem Linux:
·
Journal (resiko terendah), Metadata dan isi
file disimpan dalam jurnal sebelum dikerjakan ke file system utama.
·
Ordered (resiko menengah), Hanya metadata
yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak disimpan tapi dijamin bahwa bahwa
isi file disimpan ke disk sebelum metadata yang bersesuaian ditandai untuk
dicommit dalam jurnal.
·
Writeback (resiko tertinggi), Hanya metadata
yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak. Isi file mungkin di-write sebelum
atau sesudah jurnal di-update. Akibatnya, file dimodifikasi tepat sebelum crash
dapat terjadi.
Ukuran
BLok
Ukuran file Max
Ukuran file system
Max
1KiB 16GiB <2tib p="p">
2KiB 256GiB <4tib p="p">
4KiB 2TiB <8tib p="p">
8KiB 2TiB <16tib nbsp="nbsp"
p="p"
3.4 File
system and Sistem Operasi
Hampir semua OS juga
menyediakan file system, karena file system adalah bagian integral dari semua
OS. Tugas nyata dari OS microcomputer generasi awal hanyalah berupa manajemen
file. Beberapa OS masa kini memiliki komponen terpisah untuk menangani file
system yang dulunya disebut Disk Operating System (DOS) ini. Dalam beberapa
mikrokomputer, DOS diload secara terpisah dari bagian OS yang lain.
Karena itulah, diperlukan
interface antara user dan file system yang disediakan oleh software dalam
Sistem Operasi. Interface ini dapat berupa textual seprti Unix Shell atau
grafis seperti file browser. Jika berupa grafis, seringkali digunakan metafora
seperti folder, isi dokumen, file dan direktori folder.
3.4.1 File
system flat
Dalam sebuah file system
flat, tidak ada subdirektori – semua file disimpan pada level media yang sama
(root), misal hard disk, floppy disk, dll. Sistem ini menjadi tidak efisien
ketika jumlah file bertambah banyak, dan karenanya sulit bagi user untuk
mengorganisir data ke dalam grup-grup.
3.4.2 File
system dalam platform Sistem Operasi Unix-like
Sistem Operasi Unix-like
membuat file system virtual, yang membuat semua file pada semua media tampak
berada pada susatu hirarki tunggal. Hal ini berarti, dalam sistem tersebut,ada
satu direktori /root, dan setiap file yang ada pada sistem diletakkan di bawah
direktori tersebut.. Lebih jauh lagi, direktori /root tidak harus berada dalam
suatu media fisik. Direktori tersebut bisa jadi tidak ada di Hard
Drive bahkan mungkin tidak berada di komputer Anda. OS Unix-Like dapat
menggunakan sumber daya dari jaringan sebagai direktori /root-nya.
·
International Organization for
Standardization (ISO) 9660 dan Joliet ISO 9660 filesistem biasanya digunakan
pada CD-ROM. Filesistem CD-ROM yang popular lainnya adalah Joliet, suatu varian
ISO9660. ISO 9660 mendukung panjang nama file sampai 32 karakter, sedangkan Joliet
mendukung sampai 64 karakter. Joliet juga mendukung karakter Unicode di dalam
pemberian nama file.
·
Universal Disk Format ( UDF). UDF adalah
filesistem yang digunakan untuk DVD dan juga digunakan untuk beberapa CD.
Sistem Unix-like memberikan
nama kepada tiap media, tapi hal ini bukanlah cara bagaimana file dalam media
tersebut diakses. Untuk mendapatkan akses ke file di media lain, Anda pertama
kali harus memberitahu OS di direktori mana file tersebut akan tampil. Proses
ini disebut dengan mounting sebuah file system. Sebagai contoh, untuk mengakses
file pada CD-ROM, user harus memberitahu OS “ambil file system dari CD-ROM ini
dan tampilkan pada direktori ini dan ini”. Direktori yang diberikan ke OS
disebut sebagai mountpoint, yang bisa berupa, misalnya /media. Direktori /media
ada pada kebanyakan Sistem Unix dan ditujukan khusus untuk dipakai sebagai
mount point untuk media removable seperti CD, DVD, dan floppy disk. Umumnya,
hanya administrator aau pengguna root dapat melakukan aksi mounting file system
ini. OS Unix-like seringkali sudah memiliki software dan tools yang menangani
proses mounting dan menyediakan fungsi baru. Strategi ini disebut dengan
“auto-mounting”, seperti yang tercermin dalam tujuannya.
·
Dalam banyak situasi, file system selain root
diharuskan tersedia segera setelah OS telah boot. Karena itu, semua Sistem
Unix-like menyediakan fasilitas untuk me-mount file system pada saat booting.
Administrator menyebut file system ini
·
Dalam beberapa situasi, tidak perlu me-mount
beberapa file system pada saat boot, meskipun mungkin dibutuhkan setelahnya
·
Media removable telah menjadi hal yang umum
dengan platform mikrokomputer. Removable media ini mengijinkan program dan data
untuk ditransfer antar mesin tanpa koneksi fisik. Misalnya USB flash drive,
CD-RM, dan DVD. Hal ini menyebabkan dikembangkannya perangkat untuk mendeteksi
keberadaan suatu medium dan ketersediaan mount-point serta me-mount media
tersebut tanpa intervensi dari user.
·
Sistem Unix-like yang lebih maju juga telah
mengenalkan konsep yang disebut supermounting. Contohnya, sebuah floppy disk
yang telah di-supermount dapat dicopot secara fisik dari sistem. Dalam keadaan
normal, disk harus sudah disinkronkan dan kemudian di-unmount sebelum dicopot.
Sinkronisasi yang diperlukan sudah terjadi, disk yang berbeda dapat disisipkan
ke dalam drive. Sistem secara otomatis mengetahui bahwa disk telah dirubah dan
mengupdate isi mount point untuk mengindikasikan medium baru. Fungsi serupa
ditemukan pada mesin Windows standar
·
Inovasi serupa yang dipilih oleh beberapa
pengguna adalah menggunakan autofs, sistem yang tidak membutuhkan perintah
mount manual. Perbedaannya dengan supermount adalah media di-mount secara
transparan ketika permintaan ke file system dibuat. Cara ini sesuai untuk file
system pada server jaringan.
Selanjutnya File Sistem Dalam Linux dan Windows oleh Yohana Wiranita Siregar.